22 November 2008

POLIGAMI DALAM ARAHAN ISLAM

Kamis, 30 Oktober 08

KHUTBAH PERTAMA:



إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Ma'asyiral Muslimin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah!
Salah satu tema hangat yang banyak dibicarakan oleh banyak kalangan, baik masyarakat awam, para tokoh, pejabat, dan juga para aktivis lembaga Swadaya Masyarakat dan Hak Asasi Manusia adalah masalah poligami. Masalah ini senantiasa menjadi isu yang hangat dibicarakan oleh masyarakat dari waktu ke waktu, baik oleh mereka yang bersikap pro maupun yang bersikap kontra terhadapnya. Dari segi pandangan hukum syar'i, poligami sebenarnya bukanlah masalah yang sangat istimewa dan aneh, ia tidak ada bedanya dengan pernikahan pertama, yakni seorang pria menikahi wanita menurut tata cara syariat yang telah ditentukan. Yang membeda-kan adalah masalah syarat, yakni harus mampu dan adil, adapun selebihnya adalah sama, seperti harus adanya khitbah, ada wali, saksi, mahar, akad atau ijab qabul, dan seterusnya. Sebenarnya sampai di sini seorang Muslim tidak akan mempermasalahkan poligami, karena ia merupakan sesuatu yang sah, baik berdasarkan al-Qur`an, as-Sunnah maupun kesepakatan (ijma') para ulama.
Di dalam al-Qur`an secara gamblang Allah telah menyebut-kan tentang bilangan dalam poligami, Allah Ta'ala berfirman,


وَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تُقْسِطُواْ فِي الْيَتَامَى فَانكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاء مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُواْ فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّ تَعُولُواْ

"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: Dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (An-Nisa`: 2-3).

Ayat ini secara tegas dan jelas menjadi dalil tentang bolehnya poligami, dan sekaligus memberikan batasan tentang jumlah dalam berpoligami yaitu empat istri. Apabila poligami merupakan ben-tuk kezhaliman, merupakan bentuk penindasan terhadap hak-hak wanita, atau pelanggaran terhadap hak asasi misalnya, maka tentu Allah tidak akan membolehkannya. Karena ketika Allah memboleh-kannya, maka sama saja Allah membolehkan kezhaliman, mem-bolehkan penindasan, dan pelanggaran terhadap hak asasi, dan ini tentu tidak mungkin bagi Allah yang Maha Adil dan yang telah mengharamkan kezhaliman bagi diriNya maupun hambaNya. Jadi jelas sekali bahwa yang dilarang oleh syariat adalah kezhaliman, bukan poligami. Maka ketika seseorang menikah lebih dari satu orang istri namun ia berbuat adil dan tidak menzhalimi salah satu dari istrinya tersebut, jelas ia lebih baik daripada seseorang yang menikah hanya dengan satu istri namun ia menzhalimi istrinya.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah!
Perlu senantiasa kita ingat, bahwa timbulnya sebuah perma-salahan atau problem di tengah masyarakat kaum Muslimin selalu saja terjadi pada faktor manusianya, bukan konsep atau ajarannya. Biasanya permasalahan akan timbul ketika seseorang bersikap tidak proporsional dalam menyikapi satu kasus, yakni antara tafrith (me-remehkan atau menggampangkan) dan ifrath (berlebihan atau ekstrim). Padahal manhaj Islam adalah manhaj pertengahan, manhaj wasathan, dan manhaj mu'tadil.

Salah satu contoh adalah dalam kasus poligami ini, kita men-dapati ada sebagian orang yang sangat menggampangkan poligami tanpa melihat beratnya persyaratan yang ditetapkan oleh Islam. Kapan ingin menikah, maka ia melakukannya, adapun apa yang terjadi setelahnya, maka dia tidak peduli, apakah mampu menafkahi seluruh istrinya secara lahir maupun batin, apakah bisa berbuat adil atau tidak, yang penting menikah. Padahal pembolehan poli-gami dalam Islam tentu bukan untuk manusia-manusia tipe seperti ini dan bukan untuk tujuan ini, yakni semata-mata hanya untuk mengikuti kemauan hawa nafsu belaka. Kemudian sebaliknya, di lain pihak kita melihat adanya sebagian orang yang sangat anti terhadap poligami dan menentangnya dengan begitu keras. Andai-kan misalnya ada orang yang memenuhi persyaratan berpoligami, yakni mampu memberikan nafkah lahir dan batin dan dapat berbuat adil, maka orang tersebut tetap saja menentang dan menolaknya dengan membabi buta. Sekali lagi, ma'asyiral Muslimin, kesalahan bukan pada konsep yang ditawarkan Islam tetapi pada manusia sebagai pelakunya.

Jama'ah yang Dirahmati Allah
Marilah kita lihat bagaimana sikap adilnya Islam dalam masalah poligami ini! Yang pertama, Islam selalu mengaitkan antara perintah dengan kemampuan seseorang termasuk dalam hal poligami. Bahkan bukan hanya dalam poligami, monogami pun demi-kian. Dalam hal poligami, maka Allah telah berfirman sebagaimana dalam ayat di atas, "Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya."

Ayat ini menunjukkan bahwa poligami dibolehkan bagi me-reka yang mampu berbuat adil. Adapun jika ada kekhawatiran diri-nya tidak mampu untuk adil, maka lebih baik tidak melakukannya, yakni cukup menikah dengan seorang istri saja. Adil di sini tentu menurut ukuran standar lahiriah, misalnya dalam pemberian naf-kah, tempat tinggal, pakaian, bermalam, dan lain sebagainya. Kalau sampai seseorang tidak adil dalam masalah ini, maka ia mendapat-kan ancaman yang berat nanti di Hari Kiamat, sebagaimana di-sabdakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ,


مَنْ كَانَتْ لَهُ امْرَأَتَانِ فَمَالَ إِلَى إِحْدَاهُمَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَشِقُّهُ مَائِلٌ.

"Barangsiapa memiliki dua istri lalu ia condong kepada salah satu dari keduanya, maka ia akan datang pada Hari Kiamat dalam keadaan condong sebelah." (HR. Abu Dawud).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam juga telah bersabda, tatkala beliau menasihati para pemuda,


يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.

"Wahai sekalian para pemuda! Barangsiapa di antara kalian telah mampu, maka hendaknya ia menikah, karena sesungguhnya ia lebih dapat menahan terhadap pandangan dan dapat memelihara kema-luan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa karena ia merupakan perisai." (Muttafaq alaih).

Di sini kita dapat melihat bagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah menyebutkan syarat kemampuan bagi pemuda yang akan menikah. Adapun jika tidak atau belum ada kemampuan, maka beliau dalam kelanjutan hadits memberikan solusi dengan berpuasa.

Oleh karena itu, bagi siapa pun yang kira-kira merasa dirinya tidak mampu memenuhi persyaratan dalam berpoligami hendaknya menahan diri dari melakukannya. Karena jika memaksakan diri, maka berarti menjerumuskan dirinya dalam keburukan dan mem-bebani diri dengan sesuatu yang melebihi kemampuannya. Dan hal ini juga akan memberikan dampak negatif terhadap poligami itu sendiri, yakni menanamkan kesan buruk dan penilaian salah di tengah masyrakat tentang poligami.

Selanjutnya, Islam juga membatasi jumlah istri dalam berpoligami, yakni maksimal empat orang istri saja. Hal ini karena per-nikahan dalam Islam bukan semata-mata hanya untuk menuruti dorongan nafsu biologis semata, tetapi sebuah ikatan yang di dalam-nya terdapat konsekuensi antara hak dan kewajiban yang berat, sampai-sampai Allah menyebut pernikahan sebagai mitsaqan gha-lizha (ikatan yang sangat kuat). Oleh karenanya Islam tidak main-main dalam masalah ini, dalam arti biarpun seseorang misalnya dari segi materi mampu untuk menafkahi lebih dari empat istri, maka tetap saja ia tidak boleh menikah lebih dari empat istri tersebut. Maka jelas sekali Islam tidak membuka kran poligami ini dengan sebebas-bebasnya, sebagaimana hal ini dilakukan sebagian orang, namun sebaliknya juga tidak menutup rapat-rapat tanpa memberi-kan toleransi bagi mereka yang mampu untuk melakukannya. Mengapa demikian jama'ah sekalian? Karena jika kran poligami dibuka lebar-lebar, maka tentu ini akan disalahgunakan oleh seba-gian orang untuk kepentingan hawa nafsu dan pribadinya saja. Selain itu dengan tanpa adanya pembatasan jumlah istri dalam poligami, maka itu akan menjadikan pelaku poligami sibuk dengan urusan keluarganya saja, padahal urusan dalam Islam dan kehi-dupan sangatlah banyak, yang masing masing urusan harus menda-patkan porsi yang memadai.

Ma'asyiral Muslimin!
Begitu pula Islam tidak menutup kran poligami ini dengan rapat-rapat. Ini tentunya mengandung hikmah yang sangat besar, mengapa? Karena tidak semua pernikahan monogami itu berjalan mulus, tidak semua pernikahan monogami itu dapat mengantar-kan pada tujuan pernikahan. Ada sebagiannya yang mengalami hambatan, misalnya pernikahan yang tidak dikaruniai anak, ada seorang istri yang sakit berkepanjangan sehingga berhalangan untuk menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik, ada pula seorang suami yang memang diberi kelebihan oleh Allah dari segi harta dan kekuatan fisik, sementara ia memandang mampu untuk berbuat adil, lalu adanya fakta bahwa jumlah kaum wanita berlipat jika dibandingkan dengan jumlah kaum pria, dan masih banyak lagi hal-hal lain yang semisal ini.

Kalau kita teliti semua problem-problem di atas, maka tidak ada jalan keluar yang paling baik untuk menyelesaikannya selain dengan poligami. Mentalak istri yang belum bisa memberikan ketu-runan, atau mencerainya karena sakit adalah sesuatu yang tidak selayaknya dilakukan dan bertentangan dengan etika moral Islam. Begitu pula membiarkan para wanita berada dalam kondisi yang tidak mengenal kehidupan suami istri dan rumah tangga juga me-rupakan sesuatu yang bertentangan dengan fitrah dan ini dapat menimbulkan dampak negatif di tengah masyarakat. Maka ke manakah jalan keluar itu, maka ke manakah mereka akan berlari? Cuma ada dua pilihan, kalau tidak kepada yang halal maka akan terjerumus kepada yang haram. Tidak ada satu ikatan pun yang menghalalkan hubungan wanita dengan laki-laki secara terhormat dan sah selain daripada pernikahan. Jadi benarlah Islam dengan memberikan solusi pernikahan, tidak sebagaimana yang diprak-tikkan di negeri kafir yang memberlakukan pergaulan bebas, yang justru merusak tatanan masyarakat, merendahkan martabat wanita dan menjerumuskan mereka ke dalam jurang kesengsaraan dan penderitaan.


بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA:


إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ مَعَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَالَّذِيْنَ هُمْ يُحْسِنُوْنَ.
إِنَّ اللّٰهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آٰلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مَحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آٰلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَميْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اللّٰهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَأَعْدَاءَ الدِّيْنِ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَآ إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لاَ رَيْبَ فِيْهِ إِنَّ اللّٰهَ لاَ يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآ إِنْ نَسِيْنَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَآ أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. ثُمَّ أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ.


Oleh: Kholif Mutaqin Djawari
(Dikutib dari Buku Kumpulan Khutbah Jum'at Pilihan Setahun Edisi ke-2, Darul Haq Jakarta).

Dikutip dari al-sofwah

SOROTAN TAJAM TERHADAP PELECEHAN NABI MUHAMMAD (2)

 

Posted by: aboezaid on: Nopember 21, 2008

 

Pengarang DENMARK Akan Launching Buku Muat Karikatur Pelecehan Nabi Kembali !!

Imam Abdul Wahid Pedersen, salah seorang tokoh Islam di DENMARK menyebut karikatur pelecehan terbaru terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang direncanakan seorang pengarang DENMARK untuk dilauching dalam waktu dekat itu sebagai tindakan dungu. Ia memperingatkan akan adanya reaksi serupa sebagaimana yang terjadi terhadap penayangan karikatur pelecehan oleh surat kabar Jyllands Posten tiga tahun lalu.

Seorang pengarang asal DENMARK berniat menerbitkan buku baru di awal bulan Desember mendatang yang berisi sejumlah karikatur pelecehan terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sejumlah tokoh politik, tokoh agama dan para penguasa buatan kartunis Geertz Estrjard, pembuat karikatur pelecehan terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang dimuat surat kabar Jyllands Posten DENMARK pada bulan September tahun 2005 lalu di mana ketika itu menimbulkan berbagai bentuk protes dan unjuk rasa di seantero dunia Islam.
Buku yang mengeritik sebagian tokoh sejarah itu berisi komentar-komentar dan artikel-artikel pengarang dan sejarawan Lars Hivkord, di samping 26 karikatur penjelas lainnya karya kartunis Estrjard. Demikian seperti dimuat situs info Denmark.
Pedersen mengatakan, "Karikatur-karikatur baru itu merupakan bagian dari 'badai' lainnya yang tengah dihadapi umat Islam di DENMARK sejak beberapa tahun. Ini adalah tindakan dungu. Saya tidak menyangka Geertz kembali membuatnya setelah polemik yang telah ditimbulkan karikaturnya tiga tahun lalu."
Pedersen menambahkan dengan nada kesal, "Saya tidak melihat ada tujuan atau makna yang jelas dalam pembuatan karikatur-karikatur tersebut, ataupun momentum pemuatannya sekarang. Karikatur-karikatur itu telah menghilangkan optimisme saya untuk melakukan dialog antar agama di DENMARK."
Pedersen bahkan memperingatkan, bahwa karikatur-karikatur baru itu bisa jadi menimbulkan ancaman bagi keselamatan masyarakat DENMARK. Namun ia tidak langsung menyiratkan bagaimana bentuk ancaman tersebut tepatnya. Ia mengatakan, "Karikatur-karikatur itu merupakan bukti bahwa si kartunis, Geertz belum mau belajar apa pun sepanjang tiga tahun lalu. Saya tidak mengerti, bagaimana cara ia berpikir? Apakah ia memikirkan keselamatan DENMARK dan rakyatnya.?"
Tokoh dan pemimpin Islam DENMARK itu menuduh si pengarang itu telah melakukan provokasi terhadap umat Islam dan menyeret mereka ke kancah konfrontasi di tengah masyarakat DENMARK. Ia mengatakan, "Kita tahun bahwa Istrjart dan Hivkord memiliki agenda khusus yang bertujuan memprovokasi umat Islam. Saya tidak yakin bahwa dapat diterima oleh akal tindakan mereka dan orang-orang seperti mereka yang terus menerus menjadikan masyarakat DENMAR sebagai tawanan bagi pemikiran dan perbuatan meereka."
Pedersen menolak untuk membicarakna lebih dalam tentang apa reaksi yang paling baik terhadap provokasi-provokasi tersebut. Ia melihat terlalu dini membicarakan hal itu.
Namun ia mengatakan, "Kami tidak akan tinggal diam. Kami akan mengatakan pendapat kami mengenai karikatur-karikatur ini sebagaimana penolakan kami terhadap karikatur-karikatur terdahulu. Bila ada celah untuk menggugat ke pengadilan, maka kami tidak akan membuang-buang waktu untuk memanfaatkannya." (almkhtsr/AHS)

Sumber: http://alsofwah.or.id/?pilih=lihatakhbar&id=820

FATWA ULAMA: HUKUM MEMBOIKOT PRODUK DENMARK
Fatwa Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
(Anggota Hai`ah Kibarul Ulama Saudi Arabia)

Pertanyaan: Bila kita mengetahui bahwa pemerintah tidak memerintahkan kita untuk memboikot produk Denmark dan tidak melarang, apakah boleh bagi saya pribadi untuk memboikot mereka? Karena saya tahu bahwa mereka akan dirugikan dengan pemboikotan tersebut. Itu dilakukan dalam rangka membela Nabi kita Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Jawab: Masalah ini ada perinciannya:
Pertama, apabila pemerintah memerintahkan untuk memboikot suatu negara, maka wajib bagi seluruh warga negaranya untuk memboikotnya. Karena ini merupakan maslahat untuk mereka sendiri dan merugikan musuh. Juga dalam rangka taat kepada pemerintah.
Kedua, jika pemerintah tidak menyuruh untuk memboikotnya, maka masing-masing warga negara dipersilahkan memilih. Bila dia mau, silahkan memboikot sendiri. Dan bila tidak, dia bebas untuk tidak melakukannya. Dia dipersilahkan untuk memilih dalam masalah ini. (Dari Tanya-Jawab setelah Pelajaran "Prinsip-prinsip Menimba Ilmu dan Kaidah-kaidahnya" pada hari Kamis 11 Muharram 1427 H)

SOROTAN TAJAM TERHADAP PELECEHAN NABI MUHAMMAD (1)

Posted by: aboezaid on: Nopember 21, 2008

 

Masih hangat di telinga kita ketika beberapa waktu lalu, terjadi pelecehan terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berupa "karikatur biadab" yang dilakukan oleh Kaafirun Negeri Denmark. Pelecehan yang membuat marah seluruh kaum Muslimin yang masih memiliki iman di hatinya. Beberapa hari lalu, muncul pula kasus serupa, yaitu pemuatan komik tentang pelecehan Nabi Muhammad, yang dilakukan oleh orang Indonesia. Semoga Allah memberikan hidayah kepadanya. Semoga para aparat di negeri ini, dapat menghukum dengan keras kepada pelaku pelecehan Nabi Muhammad tersebut. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, kita akan bawakan FATWA ULAMA ISLAM, tentang hukum pelecehan terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, baik berupa komik, karikatur, atau yang lainnya. Semoga bermanfaat. (admin)

PEMBELAAN TERHADAP RASUL YANG TERPILIH


Oleh Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Al-Madkhali

الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ. أَمَّا بَعْدُ

Media massa, baik surat kabar ataupun yang lainnya, telah menyebarkan berita-berita menyedihkan dan melukai (umat), yang bersumber dari musuh-musuh Islam yang dengki dan terputus dari kebaikan, yang menyudutkan agama dan Nabi Islam.
(Yaitu) perbuatan yang mengandung celaan terhadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan menjelek-jelekkan risalahnya, yang muncul dari individu maupun organisasi Nasrani yang menyimpan kedengkian. Juga dari sebagian penulis yang dengki dan orang yang tidak peduli, seperti para karikaturis sebuah surat kabar Denmark, Jylland Posten, di mana para karikaturisnya menghina sebaik-baik manusia dan Rasul paling sempurna, yaitu Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Padahal, bumi tidak pernah mengetahui ada seseorang yang lebih cerdas dan lebih mulia daripada beliau dalam hal akhlak, keadilan, dan kasih sayang. Serta tidak pernah diketahui satu risalah pun yang lebih sempurna, lebih menyeluruh, lebih adil, dan lebih kasih sayang daripada risalah beliau. Risalah ini mengandung keimanan terhadap seluruh Nabi dan Rasul, menghormati mereka dan menjaga mereka dari tikaman dan penghinaan serta menjaga/ memelihara hakekat sejarah mereka. Dan di antara para rasul tersebut adalah 'Isa dan Musa 'alaihimassalam. Maka barangsiapa yang kafir terhadap Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan menghinanya berarti ia telah kafir terhadap para rasul dan menghina mereka seluruhnya.


Dan sungguh orang-orang rendahan dan buas itu telah mengolok-olok beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka telah membuat beragam karikatur, berjumlah 12 karikatur yang sangat menghina. Salah satunya, menampilkan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan mengenakan sorban yang menyerupai bom di atas kepalanya.
Maka kami katakan kepada orang-orang jahat itu dan yang di belakang mereka dari kalangan pendengki baik di Eropa maupun Amerika, yang "telah melemparkan kotorannya lalu ia lari"1:
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, para khalifahnya yang terbimbing, dan para shahabatnya yang mulia tidak pernah membuat pabrik-pabrik senjata, meskipun itu persenjataan kuno sekalipun, baik pedang maupun tombak. Lebih-lebih bom atom dan rudal antarbenua, serta semua jenis senjata pemusnah massal. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak membuat satu pabrik pun, karena beliau diutus sebagai rahmat bagi alam semesta dan pemberi petunjuk bagi seluruh manusia kepada agama yang menggembirakan mereka di dunia dan akhirat. Dan agar mereka dapat memberikan hak Pencipta mereka yang telah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya. Maka barangsiapa menolak hal itu, berarti dia seorang penjahat yang berhak mendapatkan hukuman di dunia dan di akhirat dari Rabb semesta alam, Pengatur dan Pencipta alam semesta ini.


Adapun kalian wahai orang-orang Barat yang sok mengaku modern, kami nyatakan kepada kalian bahwa sesungguhnya kalian memiliki aturan dan perundang-undangan yang menghancurkan akhlak dan membolehkan berbagai perkara yang haram. Di antaranya zina dan penyimpangan seksual. Di antaranya juga riba, yang menghancurkan ekonomi umat. Juga menghalalkan makan bangkai dan daging babi yang mengakibatkan sifat dayyuts, sehingga seorang lelaki tidak akan merasa cemburu terhadap istrinya, saudara wanitanya, dan anak perempuannya. Kemudian wanita-wanita itu berzina dan mencari pasangan kumpul kebo semaunya. Dan ini adalah sarana-sarana penghancur yang diharamkan oleh semua risalah para rasul.


Adapun bom dan seluruh persenjataan pemusnah serta sarana-sarananya baik berupa pesawat tempur, tank-tank, rudal jelajah, maka sesungguhnya kalianlah para insinyur dan produsennya. Semua itu dengan akal setan kalian, yang tidak berpikir kecuali dalam rangka permusuhan, kedzaliman dan kekerasan, melampaui batas dan menguasai seluruh jenis manusia serta memperbudak mereka, menumpahkan darah dan merampok kekayaan mereka. Dan tidak berpikir kecuali untuk menghancurkan orang yang menentang dan menghalangi kemauan kalian, serta menghalangi sikap permusuhan kalian. Semuanya itu dipoles dengan nama kemajuan, membela hak asasi manusia, kebebasan, dan keadilan.

Dan semua orang yang berakal mengetahui adanya hal itu pada diri kalian. Sejarah hitam kalian juga penuh dengan tindakan-tindakan buas dan teror. Itulah sejarah kalian yang telah ditulis oleh musuh maupun teman kalian sendiri. Dan barangsiapa yang tidak mengetahui hal itu, silahkan membaca sejarah penjajahan kalian terhadap bangsa-bangsa, dan mempelajari paling tidaknya sejarah dua perang dunia yang kalian lancarkan serta akibat-akibatnya. Yang di antaranya adalah bahwa jumlah korban yang terbunuh pada Perang Dunia I di Eropa mencapai lebih dari 10 juta jiwa, yang mereka itu adalah generasi muda di negeri mereka. Dan berlipat dari jumlah itu, yang terluka dan harus hidup dalam keadaan cacat sampai akhir hayatnya. Lihat buku At-Tarikhul Mu'ashir Urubba minats Tsaurah Al-Faransiyyah ilal Harbil 'Alamiyyah Ats-Tsaniyah, hal. 505.

Dan pada Perang Dunia II, jumlah korban terbunuh mencapai 17 juta jiwa dari militer dan 18 juta penduduk sipil. Mereka telah terbunuh dalam kurun waktu 5,5 tahun. Para pengamat mengatakan bahwa dana militer saja yang dikeluarkan telah mencapai 1.100 miliar dolar. Adapun kerugian yang diakibatkan oleh perang tersebut mencapai 2.100 miliar dolar. Ditambah lagi kota-kota yang hancur porak-poranda, tanah-tanah yang terbakar, kebun-kebun yang terendam air, pabrik dan sumber daya alam yang terhenti aktivitasnya. Belum lagi adanya potongan tubuh hewan yang berceceran. (Al-Harbul 'Alamiyyah Ats-Tsaniyah, karya Ramadhan Land, hal. 448-449)

Bom Atom Hiroshima
Penulis kitab Al-Harbul 'Alamiyyah Ats-Tsaniyah, pada hal. 446-447 mengatakan: Barangkali saat ini tepat bagi kita mengulas bom atom yang pertama ini. Kami akan menyebutkan apa yang telah disampaikan melalui kesaksian seorang Jepang dalam perbincangannya bersama Marcel Junod, yang mewakili Palang Merah, tentang hakekat ledakan yang dahsyat itu. Ia berkata: "Tiba-tiba muncul sinar berwarna merah muda kehitaman yang kuat sekali di langit, diiringi goncangan yang dahsyat. Kemudian langsung disusul dengan gelombang panas yang mematikan, hembusan angin yang keras, dan meluluh-lantakkan semua yang dilewati. Dan hanya dalam hitungan detik, terbakarlah ribuan manusia yang tengah berjalan atau duduk-duduk di jalanan umum di tengah kota itu. Banyak dari mereka tewas karena udara yang amat panas yang menyebar di setiap tempat. Adapun yang lain yang masih tersisa, mereka menjerit kesakitan, sementara tubuh mereka mengalami luka bakar yang mematikan. Semua yang berdiri di atas lokasi ledakan baik tembok, rumah, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan lain telah hancur sama sekali. Dan serpihan-serpihannya terlempar ke angkasa dengan cara yang mengerikan. Trem listrik terlepas dari rel-rel besinya dan terlempar seolah-olah kehilangan bobot dan keseimbangannya. Kereta-kereta api dengan sendirinya terhempas laiknya kumpulan mainan anak-anak. Kuda, anjing, dan hewan-hewan lain juga mengalami seperti yang dialami manusia. Semua yang hidup kehilangan kehidupannya dengan kondisi yang sangat mengenaskan, yang sulit untuk diungkapkan. Pepohonan pun musnah terbakar, hilang dalam jilatan api dan sirna kehijauannya. Rumput-rumput yang hijau pun terbakar sebagaimana terbakarnya rumput yang kering. Adapun daerah di luar tempat kejadian dalam radius 10 km, rumah-rumahnya roboh dan menjadi tumpukan papan-papan kayu, genteng, dan tiang-tiang batu. Telah hancur segala sesuatu, ibarat hancurnya rumah-rumah karton. Sementara orang-orang yang selamat, mereka mendapati diri mereka terkepung api. Sedangkan sedikit orang yang mampu berlindung di tempat tersembunyi, mereka mati setelah 20 atau 30 hari karena sakit yang disebabkan radiasi sinar gamma yang mematikan. Dan di sore harinya, api mulai mereda sehingga mati, karena tidak mendapatkan lagi apa yang akan dilalap. Hiroshima telah tiada."


Inilah sebagian tanda-tanda 'kemajuan' kalian, yang kalian nyanyikan, kalian banggakan, dan dengannya kalian lancang terhadap Islam dan Nabi Islam. Dan terus saja kalian menambah beragam kedzaliman, perusakan dan menciptakan alat-alat pemusnah dan penghancur. Dan itu, demi Allah, adalah puncak kebuasan dan sifat kehewanan. Allah berfirman:

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُوْنَ أَوْ يَعْقِلُوْنَ إِنْ هُمْ إِلاَّ كَاْلأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيْلاً

"Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)." (Al-Furqan: 44)
Maka jadikanlah bom-bom kalian, di antaranya bom atom Hiroshima dan yang lainnya, sebagai tameng bagi kalian dan para pemimpin kalian. Dan jadikanlah seluruh senjata pemusnah massal itu sebagai taring dan cakar kalian untuk memangsa binatang-binatang dan manusia.

وَسَيَعْلَمُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُوْنَ

"Dan niscaya orang-orang yang dzalim akan mengetahui ke mana tempat kembali mereka." (Asy-Syu'ara`: 227)
Ditulis oleh: Rabi' bin Hadi Al-Madkhali (28 Dzulhijjah 1426 H)

1 Dalam pepatah Indonesia: lempar batu sembunyi tangan.

(http://asysyariah.com/print.php?id_online=333)


21 November 2008

Blog Penghina Islam


Assalamu'alaikum wr. wb.
Redaksi dan pembaca yang terhormat, berikut informasi sebagian dari blogger maupun situs yang menghina Islam, menghina Nabi Muhammad saw, juga menghina AL-Quran dan berpotensi memancing kemarahan.
Umat Islam perlu bersyukur karena Islam tidak pernah menganjurkan untuk menghina Nabi,.. sekalipun Nabi tsb.bukan pimpinan umat Islam; tetapi umat non muslim seperti yang membuat situs berisi cercaan tsb. umatnya banyak yang mengatakan cinta damai....slogannya bagus bagus. tetapi aktivitas yang dilakukan seperti yang ditulisnya... seperti musang berbulu domba.
Ada pula dari negara lain yang sengaja membuat komik yang sudah diterjemahkan ke beberapa bahasa, salah satunya adalah bahasa Indonesia,... komik tsb. kalau diedarkan kepada anak-anak sangat menyesatkan... dapat dilihat di
http://www.chick.com/reading/track/1663/1663_01.asp
Sedangkan yang di Indonesia ada beberapa diantarnya sbb.:
http://indonesiafaithfreedomorg.blogspot.com/.... Author…. Ali5196http://www.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=52926 …..author… skonk4www.youtube.com/video_response_view_all?v=Q9q_9pPAH2kFaith Freedom Indonesia (http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/) The Amazing Racist: Moslem Mosque (http://13gb.com/videos/923/) Forum Murtadin Indonesia (http://mantanmuslim.blogspot.com/) http://islamexpose. blogspot.comhttp://kebohongandariislam.wordpress.com/

-- Puryanto
Dikutip dari eramuslim



Muhammad Rasulullah
May Allah's blessings and peace be upon him

20 November 2008

Mencaci Rasulullah SAW Semata, Kafirkah?

Dikutip dari tanya jawab al-sofwah
TANYA:

Apakah mencaci Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam semata dapat menyebabkan kekafiran, atau harus disertai dengan menganggap kekufuran itu halal?

JAWAB:

Para Sahabat dan Tabi'ien serta generasi sesudah mereka dari kalangan Ahlussunnah berkeyakinan bahwa orang yang mengucapkan atau melakukan perbuatan yang jelas-jelas kekufuran itu menjadi kafir, tanpa harus menganggapnya halal. Para ulama telah bersepakat bahwa kekufuran itu bisa terjadi karena pengingkaran, karena pendustaan atau karena berpaling dari keimanan. Bisa terjadi dengan ucapan, seperti mencaci Allah dan Rasul-Nya, menghina Islam dan hukum-hukumnya. Bisa juga terjadi dengan perbuatan, seperti bersujud kepada berhala, thawaf keliling kuburan, menyembelih sebagai sesajen untuk jin dan patung, dan sejenisnya. Bisa juga terjadi dengan meninggalkan sesuatu; seperti meninggalkan satu bentuk amalan secara mutlak. Diriwayatkan oleh Ishaq bin Rahuyah dan ulama lainnya tentang ijma' para Sahabat tentang kafirnya orang yang meninggalkan shalat secara sengaja. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari jalan Ibnu Juraij, dari Abu Zubair Al-Makki, dari Jabir, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,
"Batas antara seseorang dengan kekafiran dan kemusyrikan adalah meninggalkan shalat.."

Kata Al-Kufur yang berbentuk makrifah (difinite name)diawali dengan Alif dan Laaf itu menunjukkan kekufuran besar (mengeluarkan pelakunya dari Islam). Hanya saja berkaitan dengan kafirnya orang yang meninggalkan shalat itu ada perselisihan di kalangan para Imam madzhab. Sebagian di antara mereka menyatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat itu tidak kafir secara mutlak, kecuali bila ia mengingkari kewajibannya. Sebagian lagi berpendapat bahwa pelakunya telah kafir dalam arti keluar dari Islam, karena para Sahabat telah berijma' dalam hal itu. Itupun masih dalam batas perselisihan juga di kalangan mereka, apakah seseorang menjadi kafir dengan meninggalkan satu kali shalat hingga keluar dari waktunya. Sebagian di antara mereka berpendapat, bahwa ia kafir bila meninggalkan shalat secara keseluruhan.

Secara umum, bahwa Ahlussunnah itu tidaklah memvonis kafir dengan melakukan dosa-dosa secara mutlak, tidak juga boleh memvonis kafir seseorang yang melakukan dosa tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh kalangan Al-Khawarij dan Al-Mu'tazilah. Mereka memvonis kafir orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar, dan meyakini yang bukan dosa sebagao dosa, lalu melekatkan kepada pelakunya hukum sebagai kafir. Terkadang mereka menuduh orang dengan semata-mata ucapannya. Keyakinan ini banyak di miliki kalangan Al-Mutaakkhirin, tanpa membedakan dalam memutuskan hukum antara bentuk dosa dengan pribadi pelakunya, atau antara satu persoalan dengan persoalan lain yang serupa. Terkadang mereka memvonis kafir orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka dalam penyimpangan-penyimpangan mereka. Karakter mereka telah disebutkan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits, "Mereka membunuh orang-orang Islam dan membiarkan saja para penyembah berhala.." (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Sa'id)

Ahlussunnah berada di tengah-tengah antara Al-Khawarij dan Al-Murji-ah. Mereka tidak memvonis kafir para pelaku dosa besar selama mereka tidak menganggap halal perbuatan mereka. Namun Ahlussunnah juga tidak sependapat dengan Al-Murji-ah yang beranggapan bahwa dengan adanya iman, seseorang tidak akan terpengaruh oleh dosa, atau seseorang yang melakukan perbuatan kufur yang jelas mengeluarkannya dari Islam tidak akan menyebabkannya menjadi kafir, kecuali kalau ia menganggapnya halal. Pendapat-pendapat itu adalah batil berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul serta ijma' kaum muslimin. Orang yang mencaci Allah dan Rasul-Nya telah menjadi kafir karenanya, tanpa harus disertai dengan menganggap halal perbuatan tersebut. Diriwayatkan adanya ijma' dalam hal itu dari banyak ulama.

Ishaq bin Rahuyah berkata, "Para ulama telah berjima' bahwa orang yang mencaci Allah Azza wa Jalla atau mencaci Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, atau menolak sedikit saja yang diturunkan oleh Allah kepada beliau, atau membunuh seorang Nabi, meskipun ia mengakui apa yang diturunkan Allah (secara umum), maka ia telah kafir. Wallahu A'lam.

(SUMBER: Syaik Sulaiman Ulwaan, situs Su`al Wa Jawab)

16 November 2008

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui, hingga kini pertumbuhan jumlah

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui, hingga kini pertumbuhan jumlahpengusaha pribumi berjalan lambat dibandingkan dengan pertumbuhanjumlah pengusaha nonpribumi. Ini karena minat lulusan universitas diIndonesia masih sedikit yang ingin menjadi pengusaha. Banyak diantaraanak – anak keturunan pribumi lebih memilih menjadi pegawai negerisipil atau seorang tentara. Ini berbeda dengan kultur anak – anaknonpribumi yang sangat besar untuk berwiraswasta Hal ini disampaikanWapres saat memberikan pengarahan di acara pembukaan "Tepang SaudagarTatar Sunda " atau pertemuan para kelompok pengusaha yang berasaldari daerah Pasundan, Jawa Barat di Gedung pertemuan Bank Indonesia(BI) Bandung.(Kompas , 25 Maret 2008).Apa yang dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla tsb memang benar ,banyak teman – teman saya yang lulus sekolah atau kuliah itu tidakberfikiran sama sekali untuk menjadi pengusaha dengan berbagai macamalasan. Mereka lebih memilih menjadi pegawai swasta atau menjadipegawai negeri. Terlepas bagaimana cara orang – orang nonpribumi ituberbisnis, yang perlu kita cermati adalah bagaimana orang – orangnonpribumi itu berusaha membangun jiwa kemandirian tanpa harus bekerjakepada orang lain. Saya mempunyai teman nonpribumi pada waktu SMEA namanya Maria Deliana,ia seorang wanita yang cerdas dan berprestasi di sekolah . Setelahlulus sekolah ia tidak ikut teman – teman yang lain untuk ikut testikut masuk perguruan tinggi STAN milik pemerintah , ia lebih memilihkuliah di swasta sambil bekerja dan berjualan sepatu, ini saya melihatsendiri ketika bertemu di sebuah kereta listrik (KRL) jabotabekpadahal saya tahu orangtuanya mempunyai toko material di daerah klender.Banyak alasan teman – teman saya ummat muslim untuk tidak menjadipengusaha karena keterbatasan modal, padahal membuka usaha itutidaklah harus langsung besar yang penting adalah semangat untukmembangun jiwa kemandirian secara terus menerus seperti yangdilakukan oleh orang – orang nonpribumi. Saya pernah mendengar ceramahIr.Fadel Muhammad di kampus (sekarang gubernur gorontalo) mengenaimembuka usaha itu seperti orang yang memakan pisang haruslah dikupasdulu kulitnya satu per satu barulah bisa memakan manisnya buah pisang. Jadi untuk membuka usaha bisa mencoba dari hal – hal yang kecil dulu,sekecil apapun usaha yang dijalankan atau menemui kegagalan dalam barumemulai usaha , berarti sudah mendapatkan satu point pengalaman yangberharga dibandingkan tak pernah mencoba sedikitpun untuk menjadi pengusaha. Apabila belum mempunyai modal , bisa bekerja dengan oranglain dulu untuk mengumpulkan modal sambil menjalankan usaha kecil –kecilan dulu setelah usaha berjalan barulah berhenti dari bekerjadengan orang lain.Ummat muslim yang penduduknya mayoritas di Indonesia haruslah segerameninggalkan pola fikir yang masih bekeinginan setelah sekolah tinggilalu bekerja dengan orang lain menuju pola fikir untuk membangunsemangat jiwa entrepreneur pada diri sendiri dan anak keturunan ,bukankah Rasululah SAW dan mayoritas para sahabat mencotohkan untukmenjadi entrepreneur. Hanya dengan membangun semangat jiwaentrepreneur , ummat muslim bisa mengejar ketinggalan di bidangekonomi, apalagi saat ini kita harus bersiap untuk menghadapi realitasekonomi global yang penuh ketidak pastian dan kondisi ekonomi dalamnegeri yang mana terjadi kenaikan harga semua kebutuhan pokok . Sebagai penutup, saya bercerita ada seorang karyawan swasta yangbekerja di perusahaan asing datang ke tempat mertua saya untukmenceritakan perihal kerjanya yang selalu pulang larut malam bahkansampai pagi, oleh mertua saya ia disarankan untuk keluar dan menjadipengusaha. Ia menuruti apa yang dikatakan oleh mertua saya walaupunorangtuanya sangat keberatan ia keluar kerja dari perusahaan asing tsb.Ia memulai usaha dengan membuka wartel dan kursus private pelajaransekolah namun gagal, lalu ia mencoba terus dengan usaha lain,terakhir ia datang ke mertua saya untuk meminta bantuan mencarikaryawan kasir untuk ditempatkan di perusahaannya yaitu usaha cucicetak foto digital di daerah ciledug. Usahanya sekarang itu terbilanglumayan karena omzetnya 1 bulan mencapai Rp.25 juta.Siapa yang akan menyusul untuk menjadi entrepreneur muslim ?Wallahu'alamAl-Faqir© Alihozi Oktober 2008 http://Alihozi77. blogspot. com

Muhammad Rasulullah
May Allah's blessings and peace be upon him

07 November 2008

Barack Obama gives his victory speech in Chicago

President-elect Barack Obama spoke to the world from his home city of Chicago as he became the first black president of the United States. Here is the full text of his victory speech:

"Hello, Chicago.

"If there is anyone out there who still doubts that America is a place where all things are possible, who still wonders if the dream of our founders is alive in our time, who still questions the power of our democracy, tonight is your answer.

"It's the answer told by lines that stretched around schools and churches in numbers this nation has never seen, by people who waited three hours and four hours, many for the first time in their lives, because they believed that this time must be different, that their voices could be that difference.

"It's the answer spoken by young and old, rich and poor, Democrat and Republican, black, white, Hispanic, Asian, Native American, gay, straight, disabled and not disabled, Americans who sent a message to the world that we have never been just a collection of individuals or a collection of red states and blue states.

"We are, and always will be, the United States of America.

"It's the answer that led those who've been told for so long by so many to be cynical and fearful and doubtful about what we can achieve to put their hands on the arc of history and bend it once more toward the hope of a better day.

"It's been a long time coming, but tonight, because of what we did on this date in this election at this defining moment, change has come to America.

"A little bit earlier this evening, I received an extraordinarily gracious call from Senator McCain.

"Senator McCain fought long and hard in this campaign. And he's fought even longer and harder for the country that he loves. He has endured sacrifices for America that most of us cannot begin to imagine. We are better off for the service rendered by this brave and selfless leader.

"I congratulate him; I congratulate Governor (Sarah) Palin for all that they've achieved. And I look forward to working with them to renew this nation's promise in the months ahead.

"I want to thank my partner in this journey, a man who campaigned from his heart, and spoke for the men and women he grew up with on the streets of Scranton and rode with on the train home to Delaware, the vice president-elect of the United States, Joe Biden.

"And I would not be standing here tonight without the unyielding support of my best friend for the last 16 years, the rock of our family, the love of my life, the nation's next first lady Michelle Obama.

"Sasha and Malia I love you both more than you can imagine. And you have earned the new puppy that's coming with us to the new White House.

"And while she's no longer with us, I know my grandmother' s watching, along with the family that made me who I am. I miss them tonight. I know that my debt to them is beyond measure.

"To my sister Maya, my sister Alma, all my other brothers and sisters, thank you so much for all the support that you've given me. I am grateful to them.

"And to my campaign manager, David Plouffe, the unsung hero of this campaign, who built the best - the best political campaign, I think, in the history of the United States of America.

"To my chief strategist David Axelrod who's been a partner with me every step of the way. To the best campaign team ever assembled in the history of politics, you made this happen and I am forever grateful for what you've sacrificed to get it done.

"But above all, I will never forget who this victory truly belongs to. It belongs to you. It belongs to you.

"I was never the likeliest candidate for this office.

"We didn't start with much money or many endorsements.

"Our campaign was not hatched in the halls of Washington. It began in the backyards of Des Moines and the living rooms of Concord and the front porches of Charleston.

"It was built by working men and women who dug into what little savings they had to give 5 and 10 and 20 to the cause.

"It grew strength from the young people who rejected the myth of their generation's apathy, who left their homes and their families for jobs that offered little pay and less sleep.

"It drew strength from the not-so-young people who braved the bitter cold and scorching heat to knock on doors of perfect strangers, and from the millions of Americans who volunteered and organised and proved that more than two centuries later a government of the people, by the people, and for the people has not perished from the Earth.

"This is your victory.

"And I know you didn't do this just to win an election. And I know you didn't do it for me.

"You did it because you understand the enormity of the task that lies ahead. For even as we celebrate tonight, we know the challenges that tomorrow will bring are the greatest of our lifetime - two wars, a planet in peril, the worst financial crisis in a century.

"Even as we stand here tonight, we know there are brave Americans waking up in the deserts of Iraq and the mountains of Afghanistan to risk their lives for us.

"There are mothers and fathers who will lie awake after the children fall asleep and wonder how they'll make the mortgage or pay their doctors' bills or save enough for their child's college education.

"There's new energy to harness, new jobs to be created, new schools to build, and threats to meet, alliances to repair.

"The road ahead will be long. Our climb will be steep. We may not get there in one year or even in one term. But, America, I have never been more hopeful than I am tonight that we will get there.

"I promise you, we as a people will get there.

"There will be setbacks and false starts. There are many who won't agree with every decision or policy I make as president. And we know the government can't solve every problem.

"But I will always be honest with you about the challenges we face. I will listen to you, especially when we disagree. And, above all, I will ask you to join in the work of remaking this nation, the only way it's been done in America for 221 years - block by block, brick by brick, calloused hand by calloused hand.

"What began 21 months ago in the depths of winter cannot end on this autumn night.

"This victory alone is not the change we seek. It is only the chance for us to make that change. And that cannot happen if we go back to the way things were.

"It can't happen without you, without a new spirit of service, a new spirit of sacrifice.

"So let us summon a new spirit of patriotism, of responsibility, where each of us resolves to pitch in and work harder and look after not only ourselves but each other.

"Let us remember that, if this financial crisis taught us anything, it's that we cannot have a thriving Wall Street while Main Street suffers.

"In this country, we rise or fall as one nation, as one people. Let's resist the temptation to fall back on the same partisanship and pettiness and immaturity that has poisoned our politics for so long.

"Let's remember that it was a man from this state who first carried the banner of the Republican Party to the White House, a party founded on the values of self-reliance and individual liberty and national unity.

"Those are values that we all share. And while the Democratic Party has won a great victory tonight, we do so with a measure of humility and determination to heal the divides that have held back our progress.

"As Lincoln said to a nation far more divided than ours, we are not enemies but friends. Though passion may have strained, it must not break our bonds of affection.

"And to those Americans whose support I have yet to earn, I may not have won your vote tonight, but I hear your voices. I need your help. And I will be your president, too.

"And to all those watching tonight from beyond our shores, from parliaments and palaces, to those who are huddled around radios in the forgotten corners of the world, our stories are singular, but our destiny is shared, and a new dawn of American leadership is at hand.

"To those - to those who would tear the world down: We will defeat you. To those who seek peace and security: We support you. And to all those who have wondered if America's beacon still burns as bright: Tonight we proved once more that the true strength of our nation comes not from the might of our arms or the scale of our wealth, but from the enduring power of our ideals: democracy, liberty, opportunity and unyielding hope.

"That's the true genius of America: that America can change. Our union can be perfected. What we've already achieved gives us hope for what we can and must achieve tomorrow.

"This election had many firsts and many stories that will be told for generations. But one that's on my mind tonight's about a woman who cast her ballot in Atlanta. She's a lot like the millions of others who stood in line to make their voice heard in this election except for one thing: Ann Nixon Cooper is 106 years old.

"She was born just a generation past slavery; a time when there were no cars on the road or planes in the sky; when someone like her couldn't vote for two reasons - because she was a woman and because of the colour of her skin.

"And tonight, I think about all that she's seen throughout her century in America - the heartache and the hope; the struggle and the progress; the times we were told that we can't, and the people who pressed on with that American creed: Yes we can.

"At a time when women's voices were silenced and their hopes dismissed, she lived to see them stand up and speak out and reach for the ballot. Yes we can.

"When there was despair in the dust bowl and depression across the land, she saw a nation conquer fear itself with a New Deal, new jobs, a new sense of common purpose. Yes we can.

"When the bombs fell on our harbour and tyranny threatened the world, she was there to witness a generation rise to greatness and a democracy was saved. Yes we can.

"She was there for the buses in Montgomery, the hoses in Birmingham, a bridge in Selma, and a preacher from Atlanta who told a people that 'We Shall Overcome'. Yes we can.

"A man touched down on the moon, a wall came down in Berlin, a world was connected by our own science and imagination.

"And this year, in this election, she touched her finger to a screen, and cast her vote, because after 106 years in America, through the best of times and the darkest of hours, she knows how America can change.

"Yes we can.

"America, we have come so far. We have seen so much. But there is so much more to do. So tonight, let us ask ourselves - if our children should live to see the next century; if my daughters should be so lucky to live as long as Ann Nixon Cooper, what change will they see? What progress will we have made?

"This is our chance to answer that call. This is our moment.

"This is our time, to put our people back to work and open doors of opportunity for our kids; to restore prosperity and promote the cause of peace; to reclaim the American dream and reaffirm that fundamental truth, that, out of many, we are one; that while we breathe, we hope. And where we are met with cynicism and doubts and those who tell us that we can't, we will respond with that timeless creed that sums up the spirit of a people: Yes, we can.

"Thank you. God bless you. And may God bless the United States of America."