PURWOKERTO--Pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Pulau Jawa, Madura, dan Bali harus kembali bersiap-siap memasang genset atau menyediakan lilin untuk menghadapi pemadaman bergilir. Sebab, di saat masyarakat dipusingkan oleh kelangkaan minyak dan gas serta ancaman kenaikan harga BBM, PT PLN (Persero) lagi-lagi mengalami defisit listrik.
Kali ini, besaran defisitnya sudah lampu kuning, yaitu mencapai 500 megawatt (MW) dan bisa terus membengkak. Berdasarkan surat Manager Bidang Operasi dan Sistem Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Jawa-Madura-Bali (Jamali), Soekarjito, hal itu akibat keterbatasan energi primer dan gangguan pada enam unit pembangkit.
''Untuk menjaga keseimbangan pasokan atau stok energi primer, diperlukan pengurangan beban (loadsaedding) sebesar 500 MW pada 21 hingga 24 Mei 2008,'' kata Soekarjito dalam suratnya tertanggal 19 Mei 2008 yang ditujukan kepada seluruh area pelayanan jaringan, yakni PT PLN Persero P3B Jawa-Bali, Region Jakarta-Banten, Region Jawa Barat (Jabar), Region Jawa Tengah (Jateng), dan Region Jawa-Bali.
Disebutkan, defisit listrik diakibatkan gangguan dan kerusakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Gas Uap (PLTGU) Tambaklorok yang stok bahan bakarnya kritis, PLTG Muara Tawar (PMT) kritis bahan baku, dan PLTU Tanjung Jati Unit I yang menghasilkan listrik 660 MW sedang mengalami perbaikan.
Lalu, PLTU Unit I Cilacap dengan produksi 281 MW masih dalam kondisi turun mesin (overhaul), PLTA Saguling mengalami gangguan pasokan air lantaran harus berbagi dengan irigasi, PLTA Cirata terganggu debit air yang menipis, dan PLTA Mrica Banjarnegara juga mengalami penurunan debit air akibat kemarau.
Mempercepat overhaulUntuk PLTU Cilacap Unit I yang sedang mengalami overhaul, oleh P3B Jamali diminta segera mempercepat perbaikan. ''Tadi, kami diminta P3B untuk mempercepat pelaksanaan overhaul yang sudah berjalan dua bulan. Karena, ada permintaan darurat seperti ini kemungkinan dalam dua pekan proses turun mesin ini selesai yang seharusnya memakan waktu tiga bulan,'' ujar Manager Teknik PLTU Cilacap, Sutikno, kepada wartawan, Kamis (22/5).
Di Purwokerto, Jateng, nyala listrik sudah mulai digilir. Sepanjang hari kemarin, dari pagi hingga sore, kawasan Purwokerto selatan padam dan baru menyala pukul 16.00 WIB.
Humas Area Pelayanan Jaringan (APJ) Purwokerto, Samsino, menyatakan terpaksa melakukan penggiliran lantaran instalasinya mengalami pengurangan daya hingga 6,1 MW. Jateng-DIY sendiri mendapat jatah pengurangan daya listrik 90 MW yang dibagi ke sejumlah APJ.
''Kita sudah memberi tahu pabrik dan perusahaan besar agar menggunakan genset (mesin diesel) dan tidak menggunakan listrik PLN untuk sementara waktu,'' kata Samsino.
Secara terpisah, General Manager PLTA Mrica, Teguh Nuryadi, mengatakan bahwa saat ini elevasi air waduk turun dari 231 menjadi 230 meter. ''Sekalipun hanya turun satu meter, tapi karena tidak ada hujan lagi, kita khawatir sehingga hanya beroperasi lima jam,'' paparnya.
Jam operasi PLTA hanya berlangsung saat beban puncak, yakni 17.00-22.00 WIB. Adapun daya listrik yang disalurkan dari dua turbin, yakni 180 MW, langsung ke jaringan interkoneksi Jamali. Penghematan tersebut dilakukan lantaran air di waduk, selain dimanfaatkan untuk menggerakkan listrik, juga untuk mengairi sawah.
Dikutip dari Republika
Muhammad Rasulullah
May Allah's blessings and peace be upon him
23 Mei 2008
Jawa-Madura-Bali Krisis Listrik
Label:
General - Umum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar