Marketing a la Nabi
Oleh BHS
04 Juli 2007
Muhammad Rasulullah, Nabi kita tercinta, adalah seorang saudagar
ternama pada zamannya. Bahkan sejak usia muda, beliau dipandang
sebagai sudagar sukses. Disadari atau tidak sukses tersebut tidak
lepas dari aktivitas marketing yang diterapkannya --yang tak cuma
ampuh tapi juga sesuai syariah dan, tentu saja, penuh ridlo dari
Allah. Jika Anda tertarik menerapkannya, selain mendapat keuntungan,
insyaallah bisnis Anda pun barokah. Inilah empat tips marketing a la Nabi:
1. Jujur adalah Brand
Saat berdagang Nabi Muhammad SAW muda dikenal dengan julukan Al Amin
(yang terpercaya). Sikap ini tercermin saat dia berhubungan dengan
customer maupun pemasoknya.
Nabi Muhammad SAW mengambil stok barang dari Khadijah, konglomerat
kaya yang akhirnya menjadi istrinya. Dia sangat jujur terhadap
Khadijah. Dia pun jujur kepada pelanggan. Saat memasarkan barangnya
dia menjelaskan semua keunggulan dan kelemahan barang yang dijualnya.
Bagi Rasulullah kejujuran adalah brand-nya.
2. Mencintai Customer
Dalam berdagang Rasulullah sangat mencintai customer seperti dia
mencintai dirinya sendiri. Itu sebabnya dia melayani pelanggan dengan
sepenuh hati. Bahkan, dia tak rela pelanggan tertipu saat membeli.
Sikap ini mengingatkan pada hadits yang beliau sampaikan, "Belum
beriman seseorang sehingga dia mencintai saudaramu seperti mencintai
dirimu sendiri."
3. Penuhi Janji
Nabi sejak dulu selalu berusaha memenuhi janji-janjinya. Firman Allah,
"Wahai orang-orang yang beriman penuhi janjimu." (QS Al Maidah 3).
Dalam dunia pemasaran, ini berarti Rasulullah selalu memberikan value
produknya seperti yang diiklankan atau dijanjikan. Dan untuk itu butuh
upaya yang tidak kecil. Pernah suatu ketika Rasulullah marah saat ada
pedagang mengurangi timbangan. Inilah kiat Nabi menjamin customer
satisfaction (kepuasan pelanggan).
Di Indonesia mobil-mobil Toyota berjaya di pasar. Salah satu kiat
pemasarannya adalah memberikan kepuasan pelanggan. Salah satu
ukurannya adalah Call Centre Toyota dinobatkan sebagai call centre
terbaik, mengalahkan Honda dan industri otomotif lainnya.
4. Segmentasi ala Nabi
Nabi pernah marah saat melihat pedagang menyembunyikan jagung basah di
sela-sela jagung kering. Hal itu dengan Nabi, saat menjual barang dia
selalu menunjukkan bahwa barang ini bagus karena ini, dan barang ini
kurang bagus, tapi harganya murah.
Pelajaran dari kisah itu adalah bahwa Nabi selalu mengajarkan agar
kita memberikan good value untuk barang yang dijual. Sekaligus
Rasulullah mengajarkan segmentasi: barang bagus dijual dengan harga
bagus dan barang dengan kualitas lebih rendah dijual dengan harga yang
lebih rendah.
Dalam soal segmentasi ini, Yamaha Motor adalah salah satu perusahaan
yang bisa dijadikan teladan. Dia menciptakan motor Yamaha Mio, dengan
mesin ber-cc kecil, tapi otomatis, dan mudah penggunaannya untuk
segmen pasar perempuan. Dialah pelopor industri motor yang membidiki
segmen ini, segmen yang sebelumnya selalu dilupakan pesaing lain.
Hasilnya, dengan Mio Yamaha menyodok Honda dan menjadi penjual nomor
satu di Indonesia 2007 ini.
Source: niriah.com
Allahumma shalli ala Muhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar