15 Oktober 2008

Persiapan Mudik ke Kampung Akhirat

Persiapan Mudik ke Kampung Akhirat
 
 
oleh *Syamsul Arifin* Selasa, 14 Okt 2008 11:52 Mudik adalah kegiatan
perantau untuk kembali ke kampung halaman. Pada hari raya Idul Fitri seperti
yang insya Allah telah kita alami..
 
Mudik adalah kegiatan perantau untuk kembali ke kampung halaman. Pada hari
raya Idul Fitri seperti yang Insya Allah kita alami, nuansanya sangat
terasa kental. Persiapan-persiapan bahkan sudah dilakukan dari jauh-jauh
hari, karena seperti pada tahun-tahun sebelumnya, nuansa mudik menjadi
suasana yang sangat ramai, *peak season*.
 
Pemesanan tiket bahkan sudah dilakukan dari beberapa bulan sebelumnya,
menghindari kenaikan harga yang berlebihan. Pembelian oleh-oleh untuk sanak
kerabat di kampung halaman pun dipersiapkan dengan rapi dan apik.
 
Mudik bisa berarti pula kembali ke akar kebudayaan kita, ke tempat dimana
kita dilahirkan, di daerah yang menjadi asal muasal keluarga besar.
 
Kota-kota perantauan yang dulunya tidak pernah berhenti beraktivitas, megah,
selalu gemerlap siang dan malam, akan menjadi sepi dan lengang, ditinggal
para penghuni yang biasa mengisi keramaiannya.
 
Susah payah kondisi perjalanan tidak menghalangi niatan tuk pulang ke
kampung halaman; letih, lelah, dan tenaga yang terkurang, direlakan;
membengkaknya biaya perjalanan dan biaya yang dihabiskan, memang sudah
diantisipasi jauh-jauh hari sebelumnya. Bagi sebagian orang, mereka bahkan
rela mengirit pengeluaran sehari-hari, agar dapat menabung guna memenuhi
biaya perjalanan beserta segala pernak-pernik perjalanan mudiknya.
 
*Mudik ke Kampung Akhirat*
 
Ada suatu tempat, yang pasti kita akan kembali ke sana, yang boleh jadi
luput dari persiapan-persiapan yang terencana, lalai dari penjadwalan yang
tersusun runut, dan dilupakan dari bagian rencana kehidupan kita selaku
manusia. Kampung akhirat.
 
*Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al-An'aam: 32)*
 
*Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah
kamu sekalian tidak mengerti? (QS. Al-A'raaf: 169)*
 
*dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang
bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya? (QS. Yusuf: 109)*
 
Tidakkah kita memiliki rasa rindu pula dengan kampung akhirat kita? Tidakkah
kita ingin menikmati indahnya kampung akhirat yang berkekalan waktunya?
 
Maka, sudah seberapa baik perbekalan yang telah kita persiapkan? Bahkan,
sudah sampai seberapa siap diri kita tuk menghadapi perjalanan panjangnya?
 
Padahal, akhirat adalah kampung dengan satu pintu saja, sekali kita
melewatinya, maka sudah pasti dan tidak akan mungkin, kita bisa kembali lagi
ke dunia.
 
Imam Ali bin Abi Thalib KW, pernah berkata, "sesungguhnya kita berada pada
hari dimana hanya ada amal tanpa ada perhitungan, dan sesungguhnya kita
menuju hari dimana hanya ada perhitungan tanpa ada amal".
 
Mari kita jadikan dunia ini sebagai ladang tuk mengumpulkan perbekalan mudik
kita ke kampung akhirat. Semoga ia mencukupi sehingga kita mendapatkan
tempat yang terbaik disana. Allahumma amin.
 
*Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah
diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan)
kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan)
yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah
sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka
masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu
mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi
balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang
diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada
mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa
yang telah kamu kerjakan". [QS. An-Nahl: 30-32]*
 
Jadikan kehidupan yang kita jalani ini menjadi hari-hari pengumpulan bekal
mudik ke kampung akhirat kita, dan tidak cukup sampai disitu, jadikan
seluruh sisa usia kita, menjadi ajang persiapan mudik ke kampung akhirat,
dengan kesabaran dalam menjaga diri dari perbuatan kemaksiatan dan bersabar
diri dalam mengerjakan kebaikan.

Tidak ada komentar: