24 Maret 2009

FW: [daarut-tauhiid] Kekaguman Katherine Wesley

-----Original Message-----
From: daarut-tauhiid@yahoogroups.com
[mailto:daarut-tauhiid@yahoogroups.com] On Behalf Of Abu Fadhil
Sent: Tuesday, April 29, 2008 1:38 PM
To: daarut-tauhiid@yahoogroups.com
Subject: [daarut-tauhiid] Kekaguman Katherine Wesley

http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=6768&I
temid=1

<http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=6768&
Itemid=1
>

Kekaguman Katherine Wesley
Selasa, 29 April 2008
Awalnya, ia hanya ingin meneliti Islam, khususnya
fikih dan perbandingan hukum Islam. Tapi, ia mengaku
"jatuh cinta" pada Islam

Oleh: Syamsi Ali *

Sejak dua bulan terakhir ini, the Forum for non/new
Muslims membahas tafsir S. Al-Hujurat Al-Quran.
Rupanya metode pembahasan dengan menjelaskan kata per
kata cukup menarik bagi banyak peserta. Memang di
antara peserta itu sudah ada yang pernah mengambil
kursus bahasa Arab. Sehingga pembahasan ayat-ayat
Al-Quran dengan pendekatan "kata per kata" dan
mendalami makna ayat-ayatnya dengan mendalami makna
dari setiap kata menjadi daya tarik tersendiri.

Hari pertama saja, ketika saya menjelaskan kata
'aamanuu' pada ayat "yaa aayuhalladzina aamanuu
laa tuqaddimuu......dst", mengambil waktu yang cukup
panjang untuk menjelaskan semua makna yang terkait
dengan kata itu. Dimulai dari kata
"amina-ya'manu-amnun" yang berarti "aman",
hingga "aamana-yuuminu-I'maan wa amaanah" yang
berarti "amanah" atau kepercayaan.

Duduk di salah satu sudut ruangan yang tidak terlalu
luas itu, seorang gadis bule. Wajahnya putih bersih
dan penuh senyum, tapi menampakkan sikap pemalu.
Sesekali gadis itu menyelah seolah-olah membenarkan
penjelasan saya, atau menguatkan
argumentasi-argumentasi yang saya berikan.

Saya memang agak terkejut. Apalagi gadis ini belum
saya kenal dengan baik. Maka, dalam sebuah sesi hari
Sabtu itu saya Tanya, "may I ask you?"

"Yes sir!" jawabnya sopan.

"Do you speak Arabic?", tanyaku.

"Oh no!", katanya malu-malu. "But I took some
course on Arabic", lanjutnya.

"Di mana anda mengambil kursus Arab, dan bagaimana
tingkat bahasa Arab mu?" tanyaku.

Dengan sedikit tertawa dia mengatakan, "Jujur saya
malu mengatakannya. Saya baru pemula."

"Saya juga pemula! Jawab saya sambil bercanda.

Menjelang akhir kelas, dua Sabtu lalu, Katherine,
demikian dia mengenalkan diri, seperti ingin sekali
mengatakan sesuatu tapi sepertinya sangat malu, atau
sepertinya berat untuk disampaikan. Sesekali ingin
mengatakan sesuatu, namun setiap kali saya pancing
untuk berbicara, jawabannya "am..amm never mind!",
seperti gaya anak remaja yang cuwek.

Setelah kelas bubar, barulah Katherine mendekat dan
meminta waktu untuk berbicara. Oleh karena waktu saya
singkat, saya katakan, apakah dia perlu waktu panjang?

"Tidak, hanya perlu waktu anda beberapa menit
saja," katanya.

Saya kemudian meminta izin untuk menyelesaikan
beberapa hal yang perlu saya selesaikan. Beberapa saat
kemudian saya memintanya untuk masuk ke 'conference
room'. Katherine masuk ke ruang conference dan
berencana menutup pintu, tapi saya memintanya untuk
tetap pintu terbuka. "It's fine, don't close
it", kata saya.

"Alright Katherine! Adakah hal yang bisa aku
bantu?", saya memulai percakapan siang itu.

"Iman (maksudnya Imam), are you familiar with Imam
Latif?", tanyanya.

"Latif yang mana yang anda maksudkan? Aku mempunyai
beberapa nama Latif dalam memori ku", kataku
merujuk kepada kenyataan bahwa saya mengenal beberapa
teman yang kebetulan bernama Latif atau Abdul Latif.

"I think he is the Imam at the NYU", jawabnya.

"Oh yeah, he is the Muslim Chaplain at the NYU and
as well the Muslim Chaplain for the NYPD", jelasku.

Saya kemudian bertanya, ada apa dengan Imam Khalid
Latif (nama lengkap Chaplain yang dimaksud) itu.
Barulah kemudian saya tahu kalau Katherine itu adalah
mahasiswa S3 di NYU, yang ternyata sedang menulis
disertasinya dalam perbandingan madzhab Maliki dan
Syafi'i.

"Aku telah menghadiri sebagian dari ceramah kuliah dan
kutbahnya." (maksudnya Khutbah)", katanya mengenai
Imam Latif.

Saya kemudian bertanya, kenapa ingin berbicara ke saya
siang itu? Dari percakapan itu ternyata Katherine
sudah meneliti Islam, khususnya fikih dan perbandingan
fikih dalam hukum Islam. "For me, it's simply
amazing!" (bagiku itu benar-benar mengagumkan),
katanya mengenai diskusi-diskusi atau
perdebatan-perdebatan yang terjadi di antara pada
ulama Islam. Menurutnya, semakin dia dalam perberdaan
pendapat para ulama itu, semakin sadar bahwa Islam itu
begitu menjunjung tinggi ilmu dan semangat pencarian
(inquiries). Dia bahkan mengetahui betul bahwa
semangat inilah yang pernah menjadikan Islam jaya
dalam segala lini kehidupan manusia.

"And so, what I can do for you?", tanya saya.
Maksud saya, barangkali ingin mendiskusikan sesuatu
yang berhubungan dengan disertasinya. Atau mungkin
ingin mengklarifikasi tentang sesuatu dalam penelitian
yang dilakukannya.

Katherine terdiam dan bahkan menunduk beberapa saat.
"Saya berfikir untuk memeluk Islam," katanya
seraya meneteskan airmata.

Tanpa terasa saya hanya langsung mengucapkan
"alhamdulillah!". Bagi Katherine tentu kata ini
bukan sesuatu yang asing lagi. Mendengar itu dia hanya
tersenyum seraya mengusap airmatanya.

"Are you sure, Katherine?".

"Yes, I am sure. Pada dasarnya, saya telah
memikirkan tentang dalam waktu yang cukup lama,"
katanya.

Saya kemudian mencoba menjelaskan kembali makna
berislam. Bahwa beislam itu bukan sekedar mengetahui
kebenaran ini, tapi dari itu merupakan komitmen hidup
untuk melakukan perubahan internal maupun eksternal
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Saya memang tidak berpanjang lebar lagi berbicara
kepada Katherine. Saya tahu Katherine sebenarnya tahu
banyak tentang Islam, dan bahkan mungkin lebih banyak
tahu dari 'average Muslims' yang terlahir dari
orang tua Muslim. Apalagi memang dia telah meneliti
hukum Islam, khususnya mengenai fikih Islam.

"Are you ready?", kembali saya tanya.

"Yes!", jawabnya tegas.

Saya meminta ke resepsionis untuk mencarikan dua orang
saksi. Setelah saksi hadir di ruang pertemuan itu,
saya memulai menuntun Katherine mengikrarkan:

"Laa ilaaha illa Allah-Muhammadan Rasul Allah".

Diikuti pekik Allahu Akbar, saya mendoakan semoga
Katherine dikuatkan dan bahkan menjadi da'iyah di
jalanNya. Alhamdulillah! [www.hidayatullah.com]

New York, April 18, 2008

Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of
New York. Syamsi adalah penulis rubrik "Kabar Dari New
York" di www.hidayatullah.com

23 Maret 2009

Fwd: [daarut-tauhiid] Militer Israel Hina Rakyat Palestina Dengan Kaos

---------- Forwarded message ----------
From: syafix00 <syafix00@yahoo.com>
Date: Sun, 22 Mar 2009 09:07:34 -0000
Subject: [daarut-tauhiid] Militer Israel Hina Rakyat Palestina Dengan Kaos
To: daarut-tauhiid@yahoogroups.com

Serdadu-serdadu penjajah Israel semakin menampakkan kebenciannya
kepada rakyat Palestina dengan berbagai macam cara.

Sejak perang Gaza 23 berakhir, tentara Israel menandai berakhirnya asa
tugas mereka dengan menggunakan kaos yang menampilkan gambar kekejian
yang mereka buat di Jalur Gaza.

Berbagai macam gambar dan tulisan dalam kaos tersebut berisi nada-nada
yang sangat culas, seperti "Lebih baik memakai durex (kondom)" dengan
di sampingnya gambar mayat seorang bayi

Palestina dengan ibunya yang sangat sedih meratapi kematiannya. Dan
berbagai gambar dan tulisan hinaan lainnya.

Kaos-kaos laknat tersebut didesain oleh Givati Brigade's Shaked
battalion, sebuah kelompok dari militer Israel.

Seorang militer Israel berisinisial Y mengatakan bahwa apa yang mereka
lakukan ini adalah bukti kebanggaan dari tentara Israel atas
bangsanya, tulis harian terkenal Israel haareetz, Sabtu (21/3).
Selain itu juga ada gambar seorang anak yang sedang membawa senjata
dalam bidikan sniper dan bertuliskan dalam bahasa Israel yang berarti
"lebih kecil, lebih sulit".

Menurut seorang tentara Israel yang sempat diwawancara Haaretz, pesan
dalam kaos itu adalah, "Itu seorang anak laki-laki. Jadi, jika anda
akan memiliki sedikit masalah dengannya. Selain itu targetnya juga
lebih kecil."

Gambar lainnya adalah tentara Israel membom sebuah masjid dan
bertuliskan "Hanya Tuhan yang memaafkan".

Gambar kaos-kaos kontroversial itu terungkap setelah serangan Israel
ke Gaza yang menewaskan hampir 1.000 warga sipil. Sebagian besar
merupakan wanita dan anak-anak.

Seorang mantan tentara yang giat membeberkan kebejatan moral tentara
dengan kampanyenya bertajuk "Breaking The Silence", Micheal Maniken
mengatakan kepada Sky News bahwa terungkapnya gambar-gambar kaos itu
menunjukkan semakin bejatnya moral tentara.

Selain itu, banyak juga kaos yang menuliskan pesan-pesan cabul seperti
"No virgins, no terror attacks/tak ada perawan,tak ada serangan
teror".

Menurut Orna Sasson-Levy, seorang sosiolog dari Bar-Ilan University,
adanya fenomena ini menunjukkan tren radikalisasi dalam tubuh tentara
Yahudi Israel, dan menunjukkan rasa sesungguhnya tentara Israel
terhadap rakyat Palestian.
www.muslimdaily.net

16 Maret 2009

Fwd: [daarut-tauhiid] Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia

---------- Forwarded message ----------
From: LuvLy LoLa <myz2_story@yahoo.com>
Date: Fri, 13 Mar 2009 00:57:22 -0700 (PDT)
Subject: [daarut-tauhiid] Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia
To: daarut-tauhiid@yahoogroups.com

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat
telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah
secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun
Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu
hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah
SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu
Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :

Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.

Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah),
sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah
nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur
sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang
diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan
Allah. Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW
yaitu : "Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit
dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan
memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan
kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap "bandel" dengan terus
bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih
besar lagi. Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.

Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga
yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam
keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan
anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila
memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk
mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula
seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang
luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan
suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki
seorang istri yang sholeh.

Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.

Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang
anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah
SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak
muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu
yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah
melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat,
ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu
menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah
aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua
?" Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah
ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku
ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari
hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata
tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun
minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa
anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah.
Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.

Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.

Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh
mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib
kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap
keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita
untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang
sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila
kita berbuat salah. Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia
karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya
wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang
yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu
dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.

Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.

Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi
halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.
Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah
bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu
berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan
pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya
dikabulkan". Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena
doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan
menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan
kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah
orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.

Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu
agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk
belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan
ciptaan-Nya. Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu,
semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi
cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi
cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng "hidup" kan
hatinya, hati yang "hidup" adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya
nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh
semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.

Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh,
yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi
hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi
dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun
cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu
pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya,
maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia
sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan
yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak
mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua
semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya
diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa
takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk
segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang
dijanjikan Allah. Inilah semangat "hidup" orang-orang yang baroqah
umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator
kebahagiaan dunia.

Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator
kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki
diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu'
mungkin membaca doa 'sapu jagat' , yaitu doa yang paling sering dibaca
oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut "Rabbanaa aatina
fid dun-yaa hasanaw" (yang artinya "Ya Allah karuniakanlah aku
kebahagiaan dunia "), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada
Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas
ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang
soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal,
semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.

Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam
genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja
sudah patut kita syukuri.

Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu "wa fil
aakhirati hasanaw" (yang artinya "dan juga kebahagiaan akhirat"), untuk
memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu
bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah
sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal
soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.

Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari
puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk
surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita
tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.

Kata Nabi SAW, "Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan
kalian ke surga". Lalu para sahabat bertanya: "Bagaimana dengan Engkau
ya Rasulullah ?". Jawab Rasulullah SAW : "Amal soleh saya pun juga
tidak cukup". Lalu para sahabat kembali bertanya : "Kalau begitu
dengan apa kita masuk surga?". Nabi SAW kembali menjawab : "Kita dapat
masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata".

Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya
bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat
Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).


(Sumber tulisan: ceramah Ustad Aam Aminudin, Lc. di Sapporo, Jepang,
disarikan secara bebas oleh Sdr. Asep Tata Permana, sedikit diedit oleh
Penjaga Kebun Hikmah)

13 Maret 2009

Fwd: [daarut-tauhiid] Rahasia sebuah gerakan/putaran

---------- Forwarded message ----------
From: andyuli <andyuli@yahoo.com>
Date: Mon, 25 Feb 2008 06:37:41 -0000
Subject: [daarut-tauhiid] Rahasia sebuah gerakan/putaran
To: daarut-tauhiid@yahoogroups.com

Assalamu'alaikum,

Kemarin sore, Minggu 24 Feb'08 disalah satu TV swasta ada
tayangan `After School'nya Dedi Corbuzer. Salah satu bagiannya adalah
menggambarkan bagaimana sebuah roda poros kiri dan kanannya yang
ditautkan seutas tali sehingga roda itu benar benar dalam posisi
tergantung seimbang diatas. Kalo saja salah satu sisi tali dipotong
dan roda dalam keadaan diam, pasti roda tersebut langsung jatuh ke
tanah. Tapi apa yang terjadi bila sebelumnya roda diputar terlebih
dahulu dan kemudian salah satu sisi talinya dipotong? Ajaib..!!
Ternyata roda tersebut tidak langsung jatuh ketanah. Dia tetap
berputar meski hanya ditopang oleh satu tali saja. Baru ketika
gerakan putaran semakin lambat maka akhirnya roda tsb jatuh ke tanah.
Kejadian tersebut di atas ternyata bukan sebuah sulap atau bahkan
permainan dari bangsa jin. Ternyata ada ilmu fisika yang bisa
menjelaskan hal itu yaitu bahwa ketika roda dalam posisi berputar
maka dia akan punya kemampuan untuk berusaha mempertahankan posisi
itu hingga energi yang dimilikinya habis.

Sekilas tanyangan itu seperti angin lalu saja, tapi gak tahu kenapa
seolah-olah Alloh ingin mengajarkan sesuatu kepada saya. Langsung
saja saya coba hubung-hubungkan dengan wacana keislaman yang saya
ketahui. Bahwa untuk selalu hidup adanya pergerakan adalah suatu hal
yang mutlak diperlukan. Seperti halnya roda tadi, supaya dia tetap
diatas dan tidak jatuh ke tanah dia harus terus bergerak berputar
selama mungkin. Dalam ajaran Islam sering kali dengar kata-kata
hijrah, bahwa untuk melanggengkan ajaran Islam saat itu kamu muslimin
harus berani berhijrah (baca: bergerak) untuk menjaga eksistensinya.
Dan terbukti dengan terciptanya masyarakat madani saat itu. Selain
itu, diajarkan juga mengenai shodaqoh/sedekah, infaq, zakat, dll yang
intinya adalah mengeluarkan sejumlah harta kita agar tidak 'diam'.
Ternyata dengan 'menggerakan' harta tsb, gak ada ceritanya orang yang
sedekah tsb jatuh miskin, coba simak pengajiannya ustadz yusuf
mansyur tentang hal ini.

Dalam sisi ibadahpun ternyata 'pergerakkan'
sangat dominan ditunjukkan, bagaimana dalam sholat harus ada berdiri,
rukuk, sujud dan duduk, bagaimana dalam haji harus ada thawaf, sa'i,
dll, tentunya semua itu salah satunya bertujuan untuk menjaga posisi
keimanan manusia itu sendiri. Kalo melihat sirah Nabawiyah, mungkin
kita pernah bertanya dalam hati kenapa sih rosululloh setelah
diangkat sebagai nabi & rosul, beliau begitu getol tuk mengajak
manusia lain untuk mengikuti ajarannya, kenapa gak disimpen aja
sendiri. Bisa jadi prinsip roda diatas bisa adalah jawabannya. Klo
mau keimanan dan ketaqwaan bertambah kuat ya musti harus digesekkan
(baca: digerakkan, karena gesekan masih tergolong sebagai salah satu
gerakan). Beliau 'bererak' ke Thaif eh malah dilempari batu,
beliau 'bergerak' di Mekah eh malah akan dibunuh waktu malam mo
hijrah, beliau udah menang saat pembebasan mekah (fathul mekah) eh
beliau masih juga bergerak lagi dengan mengirim utusan atau surat ke
raja persia atau pun romawi, sampai akhirnya Alloh memanggil beliau.
Alhasil dengan perputaran gerakan beliau tadi, hasil jerih payahnya
masih menggema hingga hari ini.
Semoga cerita ini bisa bermanfaat bagi kita semua...amin.

Wassalamu'alaikum wr.wb.
Andik