17 Februari 2009

Pak Salman Bapak Walikota

oleh Anas Ayahara, Jumat, 06/02/2009 13:39 WIB

Pagi-pagisekali Pak Salman sudah memberi makan nasi sisa dan pelet
padaIkan-ikan Lelenya , pelet dan nasi yang ia tebarkan ke kolam
terbuatdari terpal warna biru yang diletakkan di lubang dan gentong
berisi airdi pekarangan rumahnya.

Pagi itu lain dari biasanya SetiapTetangga yang lewat berteriak menyapa
dengan sapaan yang berbeda dandengan tambahan beberapa kata antara lain:

"Selamat ya Pak Salman …. Bapak Walikotaku,
Selamat Pagi Pak Walikota, tadi malam saya melihat perolehan suara bapak
unggul mutlak 70an% menurut survei perhitungan cepat"

"Oh ya. ?" jawab Pak Salman, sambil agak melotot

PakSalman memang tak begitu peduli dengan pencalonan dirinya
sebagaiwalikota, bahkan segala atribut dan spanduk, disiapkan dan
dimodalioleh kader sebuah partai yang masih saudara dan masih
tetangganya juga,dan tak disangka sangka, ternyata Pak Salman menang
pilkada terpilihsebagai walikota yang juga tetap merangkap bekerja
sebagai peternakikan lele.

Sebelumnya Pak Salman rajin mengikuti pengajian rutindengan niat ibadah
menambah ilmu di sebuah Pengajian yang tidakmengharamkan partai. Di
pengajian rutin itu Pak Salman memancarkanPesona Kecerdasan dan Pesona
Rendah Hatinya.

Karena rajinnyamengkuti kegiatan jamaah. Maka tak disangka para kader
partai memilihdirinya menjadi calon walikota dalam sebuah Pilkada. Dan
takdisangka-sangka Pak Salman bisa menang atas Izin Allah dan kerja
samayang solid dari tim suksesnya.

Kini Pak Salman mendapat duapenghasilan yaitu dari hasil penjualan
ternak Lele di halaman rumahnyadan penghasilan dari gaji sebagai
walikota.

Akibatnya,
Beliau menjadi punya kesempatan hidup bergelimang kemewahan, pulangpergi
bisa dikawal Polisi Patwal. tetapi dirinya tidak maubermewah-mewah. Pak
Salman tak mau mengambil satu rupiahpun darigajinya sebagai walikota.

Sehingga,
Uang Gajinya sebagai Walikota menjadi sering habis untuk:
• kegiatan-kegiatan sosial,
• menyumbang anak yatim,
• menambal jalan-jalan berlubang ,
• menyumbang sekolah yang rusak
• dan lain-lain sesuai keadaan yang dilaporkan anak buahnya atau
keadaan yang ditemuinya Langsung.

Suatuketika, Pak Salman ingin berbelanja dapur ke pasar, untuk
mengindaripengawalan dan pujian yang berlebihan dari rakyatnya, Pak
Salmanterpaksa menyamar menjadi orang biasa berpakaian sederhana,
berkacamatabening, memakai sendal Jepit, Pak Salman pergi ke pasar
berjalan kakitanpa pengawalan polisi, beberapa ratus meter menuju pasar,
beliaubertemu seorang laki-laki dari kota lain yang baru pulang
berbelanjasedang berjalan memikul barang bawaan sepertinya untuk dijual
lagi.barang bawaan dua karung plastik yang lumayan berat yang membuat
lelakiitu kelelahan.

Karena dia melihat Pak Salman yang hanya berpakaian sederhana, lalu
lelaki itu memanggilnya

"Pak… ..tolong bawakan barang ini sampai angkot 03 itu ya Pak, nanti
saya kasih upah"

PakSalman menurut saja, dia memikul salah satu karung tersebut
kepunggungnya dan mereka berjalan bersama sama. di tengah
perjalananmereka berpapasan dengan rombongan orang. Lalu rombongan itu
berhentidan mengucapkan salam berkata: "assalamu'alaykum".

"waalaykumussalam wr. Wb" Jawab lelaki dan Pak Salman secara bersamaan.

Rupanya,salah seorang lelaki dari rombongan itu mengenali suara Pak
Salman danbergegas mendekati Pak Salman yang saat itu memakai topi.

orangitu menatap serius wajah Pak Salman sambil berkata: "eh Pak
Salmanya...., biar saya yang bawakan Pak, waduh masak Bapak walikota
maurepot-repot membawa barang berat begini"

Pak Salman menolak,
Lelaki si pemilik barang tersentak kaget, dia baru sadar bahwa orangyang
membantunya membawakan barang ialah Pak Salman S.Kom sang walikotayang
terkenal dermawan itu yang Juga Peternak Lele yang sukses danlaris.

Lelaki pemilik barang itu menjadi salah tingkah danberusaha terus
menerus meminta maaf atas kelancangannya dan mencobamenarik karung yang
sedang dipikul Pak Salman.

"tidak usah, sebelum ku antarkan sampai angkot 03 itu" Jawab Pak Salman
menjawab sambil tersenyum...

"Kok masih ada ya walikota yang begitu" ku berkata dalam
hatiku,badankuyang baru saja mengulet dan bibirku menguap selesai bangun
tidur siang.
***

bila ada kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan belaka
kisah di atas hanya rekaan yang suatu saat bisa terjadi,
semoga bisa saja terjadi di Indonesia Kita yang tercinta..
 
 

Tidak ada komentar: