05 Februari 2012

Muhammad The Super Leader, Super Manager


Muhammad ; The Super Leader, Super Manager

Karena perannya sebagai utusan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW seringkali hanya diteladani untuk urusan agama. Padahal, jika umat melihat secara holistik, Nabi Muhammad SAW patut diteladani dalam hal kepemimpinan di seluruh aspek kehidupannya. Beliau adalah ahli manajemen; wirausahawan yang sukses; kepala rumah tangga yang arif; sekaligus lihai dalam menciptakan strategi militer. Itu hanya segelintir dari keteladanan beliau.

Dalam buku The Super Leader Super Manager yang merupakan karya pertama dari serial Prophetic & Leadership Management ini, sang penulis, M. Syafii Antonio berusaha memberikan kilas balik sekaligus kajian akan tindakan-tindakan Rasulullah SAW. Penulis merumuskan keteladanan Nabi menjadi Leadership & Management Spectrum, yang sumbernya satu: Religious Spirituality.

Kepemimpinan pertama yang dijabarkan adalah kemampuan memimpin diri sendiri. Nabi Muhammad SAW adalah salah satu orang yang paling sering mengingatkan pentingnya penguasaan diri. Penulis mencontohkannya lewat sebuah kejadian:
Ketika pulang dari Perang Badar Al-Kubra, beliau berkata kepada para sahabat, "Kita pulang dari perang yang kecil menuju perang yang lebih besar." Salah seorang sahabat bertanya, "Apa perang yang lebih besar itu, wahai Rasulullah?" Jawab beliau, "Perang melawan hawa nafsu." (Hal.67)

Dari diri sendiri, beralih ke kepiawaian Rasul dalam hal bisnis. Hal itu tidak didapatkan bak durian runtuh. Muhammad lahir dalam keadaan Yatim dan miskin. Umur 6 tahun beliau diasuh kakeknya karena ibunya meninggal. Umur 8 tahun kakeknya wafat dan diasuh pamannya.

Dari kecil, Nabi diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Karena kondisi ekonomi yang pas-pasan, Nabi harus bekerja serabutan kepada penduduk Mekkah. Pengalaman masa kecil inilah yang menjadi modal psikologis ketika menjadi wirausahawan yang handal.

Dan takdir Allah juga bahwa setiap Nabi dan Rasul sebelumnya selalu adalah pengembala ternak – seperti Daud, Musa, dan Isa. Begitu juga Muhammad. Pekerjaan ini, membutuhkan leadership dan management skill yang baik.

Para penggembala harus mampu mengarahkan ternaknya ke padang penggembalaan yang subur dengan rumput menghijau. Di samping itu, mereka juga harus dapat mengendalikan hewan ternaknya agar tidak tersesat. Mereka juga harus melindungi ternaknya dari berbagai gangguan hewan pemangsa dan pencuri (Hal.79)

Muhammad menjadi pengembala ternak umur 8 tahun. Beliau berdagang umur 12 tahun. Pada usia relatif muda yakni 14 tahun beliau sudah berdagang sampai Syam/ Syria. Jarak antara Mekkah ke Syria sekitar 800 km. Dengan sifat kejujuran, jiwa entrepreneur Muhammad semakin terasah. Orang-orang pun memberinya gelar al amin (dapat dipercaya). Muhammad pun telah menjadi seorang pengusaha yang sukses di usia Muda.

Kekayaan Muhammad tidak ada yang tahu pasti. Strategi beliau selanjutnya setelah menjadi pebisnis adalah menikah dengan seorang investor. Khadijah adalah seorang janda kaya raya yang tinggal di Madinah. Pada saat itu mas kawin Muhammad adalah 20 ekor unta kualitas unggul di Arab. Satu ekor unta terbaik saat ini harganya Rp 50 juta. Jadi mas kawin Nabi setara dengan Rp 1 milyar.

Pada usia 25-37 Nabi terus berbisnis dan berkolaborasi dengan sang istri. Beliau sudah memperkerjakan orang lain untuk pengembalaan sampai dengan penjualan ternak. Pada usia 37 tahun dapat dikatakan Muhammad sudah menjadi seorang yang bebas financial. Artinya beliau tidak bekerja tetapi uang mengalir dari usahanya yang dijalankan oleh orang lain. Jadilah Muhammad sebagai entrepreuner sejati.

Setelah di usia ini Muhammad sering merenungkan nasib kaumnya. Banyak kemaksiatan yang masih terjadi waktu itu. Puncaknya pada usia 40 tahun Muhammad menerima wahyu sebagai Nabi terakhir.

Meski kaya raya namun Muhammad bukanlah pengumpul aset. Hampir seluruh kekayaannya digunakan untuk usaha dan membantu orang lain. Bahkan Muhammad pun memperbaiki sendiri sandal jepitnya yang rusak. Apalagi sejak Beliau menerima wahyu dari Tuhan. Hampir seluruh fikiran, tenaga dan hartanya digunakan sebagai sarana dakwah.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa kehidupan rumah tangga Nabi Muhammad SAW berlangsung harmonis. Beliau dikenal sebagai suami yang penuh cinta kasih dan berlaku adil terhadap istri-istrinya. Ia juga tidak segan turun tangan membantu pekerjaan rumah tangga seperti mencuci pakaian, memerah susu kambing, atau memperbaiki perabotan rumah. Sebagai ayah, Muhammad dikenal sebagai ayah yang penuh perhatian meski anak-anaknya sudah besar dan berkeluarga. Sebagai mertua, ia tidak pernah menyulitkan menantu. Dan sebagai kakek, Nabi sering menggendong Hasan dan Husain, kedua putra Fatimah Azzahra, bahkan ketika ia sedang shalat.

"Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya dan aku adalah yang terbaik kepada keluargaku diantaramu." (HR. Tirmidzi)

Menariknya, kutipan ini tidak hanya datang dari kalangan Muslim. Sejumlah tokoh dunia seperti Mahatma Gandhi; Sir Charles Archibald Hamilton; Rev. Bosworthsmith; ikut memberikan testimonial mengenai kehidupan Muhammad yang mengagumkan.

Sebagai contoh, William Hocking, filosof Amerika kelahiran Cleveland, menyatakan, "Muhammad distrusted wide generalities; his genius lay in a union of thought and action; his kingdom also of this world; he was seer and prophet; but he was also legislator and magistrate."

Penggunaan bahasa asing untuk kutipan dan hadits, tabel, dan spektrum berupa gambar memberikan kesegaran dan nuansa elegan tersendiri bagi buku ini. Disinilah terlihat jelas Islam yang kaya akan ilmu. Islam sudah memberikan tatanan kehidupan modern sejak berabad-abad lampau. Penulis ingin membuka mata pembaca akan bagaimana Nabi Muhammad dan keteladanannya dipandang oleh dunia. Sekaligus menganalisa sejarah beliau melalui sejumlah teori leadership mutakhir.

Sumber dari
buku The Super Leader, Super Manager penulis M. Syafii Antonio

__._,_.___

Tidak ada komentar: